Dyah Erti Resmikan RGG ke-19 di Lhokseumawe
Dalam sambutannya, Dyah Erti menjelaskan, bahwa RGG merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat di tingkat desa dan gampong dalam upaya pencegahan stunting. Hingga saat ini, kegiatan RGG mencakup kombinasi program-program spesifik dan sensitif untuk pencegahan dan penanganan stunting di Aceh.
Dyah mengingatkan, meski saat ini konsentrasi masyarakat dunia adalah pencegahan dan penanggulangan Covid-19, namun stunting adalah hal yang tidak bisa dikesampingkan, karena penanganan stunting adalah upaya untuk mencetak generasi Indonesia yang sehat dan berdaya saing.
"Dalam kondisi saat ini, stunting menjadi fokus penanganan yang tidak bisa dikesampingkan. Kita tentu tidak ingin, suatu saat nanti ketika Covid-19 berhasil ditangani, kita justru dihadapkan pada membengkaknya angka kejadian stunting. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting tetap harus menjadi fokus kita selain Covid-19," imbau Dyah.
Secara umum, sambung Dyah, ada empat kegiatan utama yang dikembangkan oleh RGG, yaitu Memberikan edukasi gizi dan monitoring pertumbuhan serta konsumsi secara terstruktur terhadap kelompok risiko seperti ibu hamil, ibu balita, remaja putri, dan lain-lain, Memberikan pelayanan gizi dan memastikan kelompok risiko mendapatkan layanan kesehatan dan gizi dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), suplementasi gizi, dan lain-lain.
Selanjutnya, RGG juga bertujuan untuk meningkatkan penguatan ketahanan dan keamanan pangan keluarga melalui pengembangan Rumah Pangan Lestari berbasis Stunting (RPL-Stunting), dan Pemberdayaan ekonomi keluarga.
Sebagaimana diketahui, sebagai bagian dari upaya pencegahan dan penanganan stunting, Pemerintah Aceh menghadirkan RGG, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang bagi keluarga, terutama anak dan Ibu hamil.
Sasaran yang ingin dituju oleh RGG adalah para ibu hamil, balita, remaja, dan ibu-ibu yang memiliki balita. Mereka merupakan kelompok yang berkaitan langsung dengan stunting.
Untuk mendukung suksesnya program ini, Dyah Erti mengimbau kader Tim Penggerak PKK Kota Lhokseumawe agar aktif menjalin kerjasama dengan pengurus desa, guna menggerakkan kepedulian masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas RGG. Namun, Dyah juga mengingatkan, bahwa penanganan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja, butuh perhatian dan dukungan semua pihak termasuk dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah terkait.
"Anak adalah masa depan kita, mari kita perhatikan bersama agar generasi Aceh menjadi generasi dengan tumbuh kembang maksimal secara fisik dan mental, sehingga di masa depan dapat tumbuh menjadi generasi sehat, unggul dan mampu bersaing secara global," pungkas Dyah Erti.
Peluncuran RGG Gampong Blang Panyang ditandai dengan pembukaan selubung RGG, penandatanganan komitmen peluncuran RGG dan meninjau fasilitas di dalam RGG.
Di akhir sambutannya, Dyah Erti mengapresiasi panitia yang telah menyelenggarakan acara peluncuran RGG ini dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Para hadirin terlihat memakai masker dan menjaga jarak. Selain itu, panitia juga menyediakan hand sanitizer dan sabun cuci tangan dibeberapa wastafel portabel.[]
Ket foto :
Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati, membuka selubung papan nama saat meluncurkan Rumoh Gizi Gampong (RGG) Gampong Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, di Lhokseumawe, Sabtu (28/11/2020)