Disdik
Perangi Narkoba, Pelajar SMA Ikuti Diklat Konselor Sebaya
BANDA ACEH - Para pelajar biasanya memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Untuk itu, penting sekali memberikan bekal pengetahuan yang benar. Jika tidak, dikhawatirkan mereka bisa mencoba hal yang negatif, seperti narkoba. Untuk yang satu ini harus dihindari oleh semua orang, tak terkecuali para siswa sekolah.
Hal demikian disampaikan Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, S.Sos, MM yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM saat membuka kegiatan
pendidikan dan pelatihan konselor sebaya bagi peserta didik dalam upaya pencegahan dini terhadap bahaya narkoba yang berlangsung di Aula Kantor Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Rabu, 20 Oktober 2021.
"Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan terus melakukan berbagai upaya agar dapat memutus mata rantai peredaran narkoba di masyarakat, khususnya para pelajar yang ada di seluruh Aceh. Salah satunya dengan pendidikan dan pelatihan ini," tuturnya.
Biasanya, kata Fariyal, pelajar yang mengkonsumsi narkoba di awali perkenalannya dengan rokok. Dari kebiasaan inilah pergaulan semangkin meningkat, kemudian pelajar yang terkompilasi ini bergabung kedalam lingkungan orang yang pecandu narkoba.
"Awalnya mulai mencoba-coba hingga kecanduan. Ini sangat berbahaya pengaruh narkoba bagi kesehatan, maka jauhilah narkoba agar hidup kita selalu sehat," pintanya.
Fariyal menjelaskan dampak negatif narkoba terhadap anak atau remaja adalah perubahan sikap, kepribadian, sering membolos, menurunnya kedisiplinan, menurunnya nilai pelajaran dan menjadi mudah tersinggung, sering mengantuk, malas, serta tidak memperdulikan kesehatan diri.
"Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi narkoba," tuturnya.
Maka dari itu, lanjut Fariyal kegiatan pelatihan seperti ini sangat membantu pemerintah bersinergi dengan masyarakat, orang tua, lembaga sosial, dan media yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sosial yang sehat tanpa narkoba. Kegiatan ini harus terus dilakukan secara berkelanjutan dengan metode terukur dan terarah.
Sementara Ketua Umum DPP InspirasiKeluarga Anti Narkoba (IKAN) Aceh, Syahrul Maulidi, SE, M.Si mengatakan pendidikan dan pelatihan konselor sebaya tahap dua yang berlangsung selama tiga hari itu diikuti oleh 40 pelajar SMA dan SMK se-Kabupaten Aceh Besar.
"Melalui diklat ini, pelajar akan dikenali dan dijelaskan bahaya narkoba, lalu dilatih untuk mendeteksi dini bahaya narkoba, serta penanganan terhadap para pemakai dan pencandu narkoba," katanya.
Syahrul menyebutkan narkoba adalah persoalan serius, karena barang ini sudah merambah ke segala lapisan masyarakat, bahkan hingga remaja dan pelajar. Remaja berumur 15 hingga 35 tahun merupakan usia yang paling rentan terpengaruh narkoba.
Via
Disdik