Parlementaria
Parlementaria BNA
Underpass Beurawe Kerap Banjir Saat Hujan, Dewan Minta Dinas Tambah Pompa
BANDA ACEH - Genangan air di jalan underpass Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, yang kerap terjadi saat hujan sangat menggangu kelancaran lalulintas kendaraan di kawasan tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, Ketua Komisi II DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST, mengusulkan solusi berupa penambahan kapasitas pompa untuk menyedot air dan dibuang ke sungai. Selain itu, juga perlu dilakukan pembersihan berkala terhadap semua instalasi saluran drainase pembuangannya.
Irwansyah mengatakan, lokasi tersebut kerap terendam banjir saat hujan. Dampaknya, underpass yang menghubungkan antara Kuta Alam menuju kawasan Ulee Kareng itu kerap menimbulkan kemacetan kendaraan, bahkan berpotensi tidak bisa dilalui jika curah hujannya tinggi.
Irwan mengaku kerap mendapatkan keluhan warga dan sudah berulang kali mengecek lokasi underpass yang menjadi langganan banjir tersebut.
"Saya sudah sering mengecek underpass yang sering bebanjiran itu. Solusinya, ya ditambah pompa untuk menambah kapasitas penyedotan air di sana," katanya, Senin, 25 Juli 2022.
Sejauh ini tambah Irwansyah, memang sudah ada pompa air di underpass tersebut. Tujuannya untuk menyedot air saat banjir. Namun, karena kapasitasnya saat ini dirasa sudah tidak mampu lagi menyedot air dengan volume besar sehingga air menggenangi underpass. Akibatnya kendaraan kecil tidak bisa melintas di jalan tersebut.
Menurut politisi PKS itu, jalan tersebut merupakan wewenang pemerintah provinsi. Namun, untuk pemeliharaan jika memungkinkan bisa dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh dengan tetap berkoordinasi secara intensif dengan Dinas PU Aceh selaku instansi yang berwenang di tingkat provinsi.
Dia berharap Dinas PU Kota Banda Aceh secepatnya bertindak dan berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemerintah Aceh, guna mencari solusi untuk mengatasi banjir di underpass Beurawe. Baik dengan menambahkan pompa atau mencari solusi lain.
"Yang penting adalah saat hujan underpass tidak banjir dan bisa dilalui masyarakat dengan lancar. Imbasnya besar karena terjadi kemacetan panjang. Masyarakat sekitar juga kena imbasnya karena tidak bisa lewat jalan itu," jelas dewan dua periode itu.
Belum lagi kata Irwansyah, jika kondisi pasang di Krueng Aceh dan permukaan air sungai lebih tinggi sehingga air yang menggenangi underpass tidak tahu dibuang ke mana
"Hal ini tentu butuh perencanaan yang lebih komprehensif nantinya agar underpass bisa berfungsi dengan baik," ujarnya. [Adv]
Irwansyah mengatakan, lokasi tersebut kerap terendam banjir saat hujan. Dampaknya, underpass yang menghubungkan antara Kuta Alam menuju kawasan Ulee Kareng itu kerap menimbulkan kemacetan kendaraan, bahkan berpotensi tidak bisa dilalui jika curah hujannya tinggi.
Irwan mengaku kerap mendapatkan keluhan warga dan sudah berulang kali mengecek lokasi underpass yang menjadi langganan banjir tersebut.
"Saya sudah sering mengecek underpass yang sering bebanjiran itu. Solusinya, ya ditambah pompa untuk menambah kapasitas penyedotan air di sana," katanya, Senin, 25 Juli 2022.
Sejauh ini tambah Irwansyah, memang sudah ada pompa air di underpass tersebut. Tujuannya untuk menyedot air saat banjir. Namun, karena kapasitasnya saat ini dirasa sudah tidak mampu lagi menyedot air dengan volume besar sehingga air menggenangi underpass. Akibatnya kendaraan kecil tidak bisa melintas di jalan tersebut.
Menurut politisi PKS itu, jalan tersebut merupakan wewenang pemerintah provinsi. Namun, untuk pemeliharaan jika memungkinkan bisa dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh dengan tetap berkoordinasi secara intensif dengan Dinas PU Aceh selaku instansi yang berwenang di tingkat provinsi.
Dia berharap Dinas PU Kota Banda Aceh secepatnya bertindak dan berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemerintah Aceh, guna mencari solusi untuk mengatasi banjir di underpass Beurawe. Baik dengan menambahkan pompa atau mencari solusi lain.
"Yang penting adalah saat hujan underpass tidak banjir dan bisa dilalui masyarakat dengan lancar. Imbasnya besar karena terjadi kemacetan panjang. Masyarakat sekitar juga kena imbasnya karena tidak bisa lewat jalan itu," jelas dewan dua periode itu.
Belum lagi kata Irwansyah, jika kondisi pasang di Krueng Aceh dan permukaan air sungai lebih tinggi sehingga air yang menggenangi underpass tidak tahu dibuang ke mana
"Hal ini tentu butuh perencanaan yang lebih komprehensif nantinya agar underpass bisa berfungsi dengan baik," ujarnya. [Adv]
Via
Parlementaria