Parlementaria
Parlementaria BNA
Dewan Minta Jembatan Ulee Lheue Dibangun Dengan Konsep Modern
Banda Aceh – Komisi III DPRK Banda Aceh bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banda Aceh meninjau jembatan rusak di Gampong Deah Baro, kawasan Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Senin (1/8/2022).
Kunjungan itu dipimpin langsung Ketua Komisi III, Irwansyah ST, didampingi Sekretaris Komisi Januar Hasan, serta anggota komisi Abdul Rafur, Sofyan Helmi, dan Bunyamin.
Di sela-sela peninjauan itu Irwansyah mengatakan, pihaknya bersama tim dari Dinas PUPR melihat kondisi jembatan di kawasan pariwisata Ulee Lheue yang sudah sangat memprihatinkan.
Kerusakannya kata Irwansyah sudah sangat parah, bahkan sudah hampir putus, kemungkinan disebabkan faktor usia atau keropos akibat air asin karena posisi jembatan yang langsung terpapar dengan air laut.
"Kami meminta kepada dinas terkait untuk membangun kembali jembatan ini. Ini perlu dirombak total sekaligus dilakukan pelebaran karena sudang tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini," kata Irwansyah.
Irwansyah juga meminta agar jembatan tersebut tidak difungsikan dulu karena kondisinya sudah sangat rawan sehingga tidak jatuh korban. Pada kesempatan itu ia juga meminta agar ke depan dibangun jembatan yang lebih modern atau monumental dan ikonik dengan tema pariwisata.
Dengan kondisi kawasan tersebut sebagai lokasi wisata Kota Banda Aceh sehingga tidak cukup hanya membangun jembatan konvensional, tetapi perlu jembatan yang estetis dan modern.
"Jadi saya pikir ke depan perlu dibuat jembatan yang lebih bagus, lebih lebar, dan kami akan memperjuangkannya untuk proses anggarannya di DPRK," ujarnya.
Selain meninjau kondisi jembatan rusak, para wakil rakyat itu juga meninjau pengerjaan pembangunan drainase di Jalan Soekarno Hatta, pengerjaan penataan eks Pasar Peunayong, serta pembangunan g
edung Pusat Pemberdayaan Perempuan dan Kreativitas Anak di Pango. [Adv]
Kunjungan itu dipimpin langsung Ketua Komisi III, Irwansyah ST, didampingi Sekretaris Komisi Januar Hasan, serta anggota komisi Abdul Rafur, Sofyan Helmi, dan Bunyamin.
Di sela-sela peninjauan itu Irwansyah mengatakan, pihaknya bersama tim dari Dinas PUPR melihat kondisi jembatan di kawasan pariwisata Ulee Lheue yang sudah sangat memprihatinkan.
Kerusakannya kata Irwansyah sudah sangat parah, bahkan sudah hampir putus, kemungkinan disebabkan faktor usia atau keropos akibat air asin karena posisi jembatan yang langsung terpapar dengan air laut.
"Kami meminta kepada dinas terkait untuk membangun kembali jembatan ini. Ini perlu dirombak total sekaligus dilakukan pelebaran karena sudang tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini," kata Irwansyah.
Irwansyah juga meminta agar jembatan tersebut tidak difungsikan dulu karena kondisinya sudah sangat rawan sehingga tidak jatuh korban. Pada kesempatan itu ia juga meminta agar ke depan dibangun jembatan yang lebih modern atau monumental dan ikonik dengan tema pariwisata.
Dengan kondisi kawasan tersebut sebagai lokasi wisata Kota Banda Aceh sehingga tidak cukup hanya membangun jembatan konvensional, tetapi perlu jembatan yang estetis dan modern.
"Jadi saya pikir ke depan perlu dibuat jembatan yang lebih bagus, lebih lebar, dan kami akan memperjuangkannya untuk proses anggarannya di DPRK," ujarnya.
Selain meninjau kondisi jembatan rusak, para wakil rakyat itu juga meninjau pengerjaan pembangunan drainase di Jalan Soekarno Hatta, pengerjaan penataan eks Pasar Peunayong, serta pembangunan g
edung Pusat Pemberdayaan Perempuan dan Kreativitas Anak di Pango. [Adv]
Via
Parlementaria