Adv
Perindag
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Aceh, Ir Mohd Tanwier MM mengatakan, awalnya program pasar murah dari Pemerintah Aceh sudah selesai dilaksanakan, namun dengan adanya kenaikan harga BBM, Pemerintah Pusat memberi restu kepada Pemerintah Aceh melalui Disperindag untuk menggelar dua kali lagi pasar murah di akhir tahun 2022 ini.
Kendalikan Dampak Kenaikan BBM, Disperindag Aceh Akan Menggelar Dua Kali Lagi Pasar Murah
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Aceh, Ir Mohd Tanwier MM |
Pemerintah Aceh melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) akan menggelar dua kali lagi pasar murah tahun ini. Pasar murah ini dilakukan untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM bagi masyarakat kalangan bawah (miskin).
“Kita diamanhkan untuk melakukan dua lagi pasar murah akhir tahun ini untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM. Setelah APBA-P tahun ini disahkan, kita akan langsung meralisasikannya. Pasar murah ini akan kita lakukan di 23 kabupaten/kota yang diperuntukkan bagi masyarakat kalangan bawah,” kata Mohd Tanwier kepada media ini, Selasa (20/9/2022).
“Titik-titik lokasinya di 23 kabupaten/kota nanti akan kita lihat lagi, kita akan berkoordinasi dul pemerintah di daerah. Bahan-bahan yang dihadirkan ya bahan kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, dan beberapa bahan pokok lainnya. Mekanismenya dan jadwalnya sedang kita susun. Intinya Pemerintah Aceh mendapat restu dari Pemerintah Pusat untuk menggelar pasar murah dua kali lagi tahun ini,” sebutnya.
Dalam kesempatan ini, Kadisperindag Aceh menjelaskan bahwa terjadinya kenaikan harga BBM hari ini karena krisis dunia akibat perang Rusia dan Ukraina. Dikatakannya, semua negara mengalami kesulitan dalam perekonomian dan terjadi inflasi, tidak hanya di negara-negara berkembang tapi juga negara-negara maju di Eropa. Bahkan negara-negara di Zona Euro (Uni Eropa) kenaikan harga barang, BBM dan jasa, serta tingkat inflasinya lebih parah dari Indonesia.
“Kondisi ini harus dipahami bersama. Bahkan ada negara yang sudah kolep di luar sana. Alhamdulillah kita, Indonesia masih mampu bertahan. Jadi untuk bertahan di tengah situasi sulit, Pemerintah Pusat terpaksa harus meniakkan harga BBM dengan cara mengalihkan subsidi BBM dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) agar bisa langsung dinikmati masyarakat miskin. Kalau subsidi dalam bentuk BBM seperti sebelumnya kan yang banyak menikmatinya orang kaya-kaya dengan mobil mewahnya,” ungkapnya.
“Jadi Pemerintah Pusat, disamping menyalurkan subsidi BBM dalam bentuk BLT langsung, juga merekomendasikan Pemerintah Aceh menggelar dua kali lagi pasar murah untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM. BLT langsung kepada masyarakat miskin juga bisa melangsungkan daya beli, ditambahkan dengan adanya pasar murah dari pemerintah, semakin meringankan kelangsungan hidup masyarakat arus bawah,” ujarnya, seraya menambahkan jika ada orang kaya yang memanfaatkan pasar murah ini sangat tidak bermoral.
“Untuk pasar murah ini dan bantuan lainnya kepada masyarakat terdampak, untuk hal ini pemerintah daerah yaitu dengan merasionalisasi APBA-P. Bagaimana merasionalisasi APBA yaitu berdasarkan perintah Pemerintah Pusat, yaitu merasionalisasikan DAU (Dana Alokasi Umum) sebesar 2% untuk kepentingan perekonomian,” ungkap Tanwier.
Pemerintah Pusat, sambungnya, juga memerintahkan Gubernur, Bupati/Walikota untuk menggunakan dana tanggap darurat sebagai dana perbaikan perekonomian rakyat. Ini kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah melalui rasionalisasi APBA dan APBK yang tadinya ini tidak boleh di kotak-katik sama sekali.
“Tentu dari Dinas lain juga akan bergerak berdasrkan program mereka yang direstui Pemerintah Pusat. Dinas Sosial juga akan bergerak, ada bantuan akibat kenaikan BBM, bantuan dana sosial. Dinas Pertanian, Dinas Pangan juga akan begerak sesuai tupoksi mereka. Intinya pemerintah menyadari betul bahwa diperlukan bantuan untuk rakyat dalam kondisi sulit seperti saat ini,” demikian pungkas Kadisperindag Aceh. [Adv]
Via
Adv