Parlementaria
BANDA ACEH - Sebanyak 76 dari 81 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) resmi dilantik dalam suasana khidmat pada Senin, 30 September 2024. Di gedung utama DPRA, para anggota terpilih periode 2024-2029 ini mengucapkan sumpah di hadapan Ketua Pengadilan Tinggi Banda Aceh, Dr. Suharjono, serta disaksikan Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al-Haythar, dan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., bersama sejumlah tamu undangan lainnya.
Rapat Paripurna di Gedung Utama DPR Aceh Meriahkan Pelantikan 76 Anggota Dewan
Rapat Paripurna DPRA dengan agenda Pemberhentian Anggota DPRA Masa Jabatan 2019-2024, dan Pengucapan Sumpah Anggota DPRA Masa Jabatan 2024-2029 di Gedung Utama DPRA, Banda Aceh, Senin (30/9/2024). |
Acara yang berlangsung dengan penuh tradisi dan kekhusyukan ini menjadi momen penting dalam politik Aceh. Para anggota dewan terlihat mengenakan pakaian resmi adat, mencerminkan kehormatan serta tanggung jawab besar yang akan mereka emban dalam lima tahun ke depan. Dengan membawa aspirasi rakyat Aceh, para anggota DPRA baru ini diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan dan isu yang berkembang di masyarakat.
Pelantikan anggota dewan baru tersebut dimulai dengan pemasangan tanda jabatan dan pin kehormatan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Banda Aceh. Prosesi ini dilakukan kepada anggota DPRA termuda, Raja Lukman Ziaulhaq dari Partai Amanat Nasional (PAN), dan anggota tertua, Taufik dari Partai Gerindra. Mereka menjadi simbol regenerasi di tubuh DPRA, di mana wajah-wajah muda dan berpengalaman bersatu dalam membawa arah baru bagi politik dan pembangunan Aceh.
“Dengan tekad dan sumpah yang diucapkan hari ini, semoga kita dapat melaksanakan amanah sebaik-baiknya,” ujar Raja Lukman setelah prosesi, memberikan pesan harapan dan semangat kepada sesama anggota DPRA untuk memulai masa jabatan mereka dengan komitmen penuh.
Setelah pengambilan sumpah, Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haythar, memimpin prosesi tepung tawar, sebuah tradisi Aceh yang melambangkan doa dan restu bagi para pemimpin baru. Tepung tawar ini menjadi penegas bagi para anggota DPRA bahwa tugas yang mereka emban memiliki dukungan penuh dari rakyat dan para sesepuh Aceh.
“Dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil, ingatlah bahwa ini semua demi kemaslahatan rakyat Aceh,” ujar Malik Mahmud dalam sambutannya. Ia mengingatkan bahwa para anggota dewan baru bukan hanya sebagai perwakilan partai, tetapi juga sebagai pengemban amanat rakyat Aceh dalam mencapai kesejahteraan dan kemajuan.
Sebagai langkah awal, Zulfadhli dari Partai Aceh (PA) ditunjuk sebagai Ketua Sementara DPRA, didampingi Saifuddin Muhammad atau yang lebih dikenal sebagai Yah Fud sebagai Wakil Ketua Sementara. Penunjukan ini dilakukan agar DPRA dapat segera bergerak dalam menyusun agenda kerja dan struktur kepemimpinan permanen. Zulfadhli, sebagai ketua sementara, juga memimpin rapat paripurna pertama usai pelantikan, menandakan dimulainya era baru dalam pemerintahan legislatif Aceh.
Di balik kemeriahan ini, terdapat lima anggota DPRA yang tidak ikut dilantik karena tengah maju sebagai calon bupati dan wakil bupati di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Absennya mereka menjadi catatan penting dalam rapat paripurna ini, dan akan ada mekanisme penggantian antarwaktu yang harus segera dilakukan untuk mengisi kekosongan tersebut.
Dengan dilantiknya para anggota baru, harapan besar kini disematkan pada DPRA periode 2024-2029. Mereka diharapkan mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat Aceh dan menyelesaikan berbagai isu, mulai dari pemulihan ekonomi pasca-pandemi hingga pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan.
Wali Nanggroe, dalam amanatnya, menekankan pentingnya kerja sama antara legislatif, eksekutif, dan elemen masyarakat untuk menjaga kedamaian dan kemajuan Aceh. Ia berharap, DPRA yang baru ini dapat membawa suasana segar serta langkah-langkah progresif dalam pembangunan daerah.
Momen bersejarah ini bukan hanya pengukuhan jabatan, melainkan juga awal dari tanggung jawab besar yang akan diemban. Melalui sumpah yang diucapkan, para anggota dewan baru diingatkan untuk selalu berpihak pada kepentingan rakyat, menjunjung tinggi keadilan, serta menjaga perdamaian yang telah lama diperjuangkan oleh rakyat Aceh.
Dengan harapan dan doa restu dari seluruh rakyat, 76 anggota DPRA ini siap menjalankan amanah sebagai pilar demokrasi di Aceh. [Adv]
Via
Parlementaria